Sabtu, 18 Februari 2017

MUSCAB Persiapan HMI Bondowoso-Situbondo

Bondowoso,18/02/2017. acara MUSCAB ( Musyawarah Cabang) HMI Bondowoso-Situbondo di laksanakan di BAPPEDA kabupaten Bondowoso. acara ini di hadiri langsung oleh KAHMI Bondowoso, PB HMI, Badko Jatim, Cabang Jember, Komisariat Bondowoso, Komisariat At-taqwa dan komisariat situbondo.

Kamis, 16 Februari 2017

Pertemuan Tertutup

Situbondo,16/02/2017. pertemuan yang bertempat di kediaman kakanda H. Agus Tjahyono SH.M.hum ini membahas mengenai persiapan Muscab ( Musyawarah Anggota ) yang akan di selenggarakan di kabupaten bondowoso. acara ini di hadiri oleh pengurus KAHMI, pengurus Cabang Jember dan pengurus Komisariat Situbondo. pembasan dalam forum tersebut adalah mengenai peserta MUSCAB dan penginpan Anggota yang akan berangkat ke bondowoso. selain itu kendaraan juga menjadi kendala. itu dikarenakan belum pastinya regulasi yang mengatur dalam pelaksanaan MUSCAB. 

dalam Pasal 16 tentang Tata Tertib Konfrensi Cabang/Musyawarah Cabang pada poin 6 mengatakan hanya untuk Konfercab saja, artinya pada poin 6 tidak di gunakan untuk MUSCAB. dari permasalahan tersebut muncul perbedaan pendapat yang masih belom menemukan titik temu. terlepas dari itu, forum membuat solusi diantara dua pendapat tersebut.


Rabu, 15 Februari 2017

KFJS KAHMI-HMI Kabupaten Situbondo

Situbondo,05/02/2017. Acara KFJS ( KAHMI Forever Jalan Sehat ) adalah kegiatan rutin yang di selenggarakan oleh KAHMI ( Korps Alumni HMI ) Kabupaten Situbondo. dalam kegiatan ini, turut hadir kakanda Janur Sastra Ananda yang juga sebagai Anggota DPRD Kabupaten Situbondo, Kakanda Agus Tjahyono S.H. Anggota KPU Kabupaten Situbondo, Kakanda Khoirul Anwar S.H. yang merupakan Presidium KAHMI Situbondo sekaligus Pengurus di PERADI Cabang Situbondo dan masih banyak Alumni-alumni lainnya. 

kegiatan ini dilaksanakan dengan berjalan kaki mengitari Alun-alun Kota Situbondo dan dilanjutkan berjalan kaki ke sekretariat HMI Komisariat Situbondo untuk sekaligus merayakan acara Milad HMI yang ke 70. di usianya yang ke 70 yang tidak muda lagi, HMI mengabdi dan memberikan konstribusi dalam membangun bangsa. itu dibuktikan kiprah Alumni-alumninya yang menempati posisi-posisi Strategis di negri ini. penempatan posisi itu tentu semata-mata untuk mengabdikan ilmunya bukan hnya kepentingan pribadinya, melainkan kepentingan negara untuk mencapai cita-cita kemerdekaan yang telah di perjuangkan oleh para founding Father bangsa ini.

dalam acara KFJS ini, selain membuat tubuh menjadi sehat. juga sebagai penyambung tali persaudaraan antara anggota HMI dan KAHMI. dua lembaga tersebut diharapkan saling bekerja sama dalam membela hak-hak rakyat yang tertindas. kepentingan rakyat merupakan kepentingan diatas segalanya. maka dari itu, HMI dan KAHMI harus senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengetahui kebutuhan masyarakat khususnya di kabupaten Situbondo. 

Rabu, 18 Januari 2017

Umatku Polos Umatku Malang

Ini bagus, sempatkan membaca sampai akhir AYO MELEK POLITIK.

Dr. Arief Munandar, ME adalah Doktor Sosiologi Politik dan Organisasi dari Universitas Indonesia. Lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2011 dengan riset seputar dinamika internal partai politik Indonesia pasca reformasi.

Saat ini ia menekuni pengembangan SDM, khususnya _leadership soft-competencies_.
Di samping menjadi eksekutif dan konsultan senior di sebuah perusahaan konsultan nasional, ia juga menggagas dan membina Shafa Community dan Rumah Peradaban.

Salah satu kesalahan umat Islam sejak dulu adalah polos, buta politik, bahkan alergi dan menarik diri dari politik.

Ini adalah warisan konstruksi berpikir kolonial, disetting:
- politik itu urusan orang kulit putih,
- bisnis itu urusan etnis Cina,  sedangkan
- pribumi ya jadi petani, pegawai, atau buruh.

Padahal kebijakan yang mengatur arah kehidupan berbangsa dan bernegara ditentukan melalui mekanisme politik.

Coba lihat betapa dahsyatnya permainan politik dan dampaknya. Dampak tersebut menjadi berkali lipat lebih luar biasa karena politik pasti berjalin-berkelindan dengan media.

Seorang Jokowi dalam waktu sangat singkat bisa naik dari *Walikota* Solo, jadi *Gubernur DKI*, lalu jadi *Presiden*. Hampir tidak ada yang mempersoalkan bahwa beliau *tidak pernah* menyelesaikan masa jabatannya sebagai Walikota dan Gubernur dengan baik.

Paralel dengan itu, seorang Ahok bisa melesat dari *Bupati* Belitung Timur menjadi *Wagub DKI*, dan kemudian jadi *Gubernur* di Ibu Kota Negara.

Banyak umat Islam dengan polos melihat *dua fenomena di atas sebagai kebetulan*. Padahal orang yang belajar politik sedikit saja pasti paham, *tidak ada kebetulan dalam politik*. Selalu ada agenda, *strategi dan skenario di balik setiap peristiwa*. Selalu ada _master mind_ di belakang itu semua. Bahkan selalu ada *penyandang dana* yang berkepentingan memastikan bahwa dampak peristiwa poltik tersebut memberikan _benefit_ yang lebih besar ketimbang _cost_ yang dikeluarkan.

Sama naifnya kalau kita menganggap bahwa kebetulan Ade Komarudin menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi sebagai Ketua DPR RI. Lalu Setya Novanto, yang saat berkunjung ke AS hadir di kampanye Donald Trump, malah terpilih jadi Ketum Golkar. Apa mungkin Setya Novanto bisa jadi pucuk pimpinan Partai Beringin tanpa campur tangan Ical? Oh ya, jangan lupa, Donald Trump adalah kandidat Presiden AS yang terkenal *sangat anti Islam*. Salah satu gagasan dalam kampanyenya adalah *melarang masuknya muslim ke negara Paman Sam*.

Cerita tidak berhenti di situ. Tak lama setelah Setya Novanto jadi bos Golkar, partai warisan Orba ini langsung menyatakan dukungan kepada Ahok untuk kembali menjadi DKI Satu, menyusul Nasdem dan Hanura yang sudah lebih dahulu menyorongkan dukungan.

Kelanjutannya kita semua sudah mahfum. Tindakan Ahok menggusur ribuan warga marjinal di Jakarta *tidak pernah disorot media*. Demikian pula dugaan korupsi dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras *tidak 'dikuliti' dengan antusias oleh para jurnalis*.

Sebaliknya, kasus kecil razia Satpol PP terhadap seorang pedagang di Serang yang membuka warung di siang hari bulan Ramadhan diblow-up media dengan gegap gempita, dengan _angle_ yang *menyudutkan umat Islam*. Padahal Satpol PP hanya menegakkan Perda yang sudah bertahun-tahun berlaku di Serang, sebuah wilayah dengan 95% warga muslim. Kacaunya, Presiden dengan sangat patriotik menyumbang 10 juta untuk si pedagang. Bahkan para netizen menggalang dana hingga 130 juta sebagai wujud simpati.

Mengapa misalnya Jokowi tidak menyumbang dan para netizen tidak menggalang dana simpati yang sedemikian signifikan untuk para korban penggusuran Ahok? Apakah karena para warga marjinal itu melanggar Perda mengenai tata ruang sebagaimana selama ini didalihkan Ahok? Kalau begitu sama saja _bro_! Pedagang di Serang itu dirazia Satpol PP karena melanggar Perda yang mengatur jam buka gerai makanan selama Ramadhan.

Coba tengok bagaimana gegap gempitanya pemberitaan bahwa KPK menyatakan kasus RS Sumber Waras *bebas* dari korupsi, padahal BPK sebelumnya nyata-nyata mengindikasikan *kerugian negara* ratusan milyar dalam kasus ini.
Sebaliknya, rentetan penggusuran yang dilakukan Ahok *sepi-sepi saja di media*. Kok bisa? Kebetulan? Pastinya tidak. Silakan lihat *siapa BOS BESAR di balik media-media kita*.

Jadi kalau kita melihat banyak Perda *bernuansa syariah dilucuti oleh rejim Jokowi*, itu _mah_ lumrah. Justru aneh kalau tidak begitu. Mungkin masih banyak yang belum _ngeh_ bahwa *partainya Pak Jokowi ngotot mengubah isi UU Perkawinan tahun 1974 yang tidak merestui perkawinan beda agama*.
Partai tersebut juga berupaya menghilang ketentuan dalam UU Pendidikan Nasional yang mengharuskan sekolah menyediakan *guru agama yang seagama dengan anak didiknya*. Bahkan partai yang sama berada di barisan terdepan *penentang UU Anti Pornografi*.

Satu lagi. Di samping polos dan kurang melek politik, sebagian umat ini juga *kurang tajam logikanya*, sehingga mudah dijebak oleh kerancuan berpikir yang dihembuskan para politisi. Misalnya, Ahok kerap mengatakan, pilih mana antara pemimpin muslim tapi korup, atau pemimpin kafir tapi tidak korup. _Duh_, itu _fallacy of comparison_ namanya. *Kita dipaksa memilih dua pilihan yang keduanya salah*. Kita dibutakan sedemian rupa seolah tidak ada pilihan yang lain. Padahal, belum tentu saat ini pemimpin kafir yang tidak korup itu benar-benar ada. Padahal, belum tentu pemimpin kafir yang bicara begitu - _which is_ Ahok sendiri - benar-benar tidak korup. Padahal, banyak pemimpin muslim yang tidak korup.

*Jadi masih tetap mau polos dan apolitis? (anti politik)*

Yuk kita belajar melek politik, semoga Allah lindungi indonesia dr org2 yg dzolim

DR. ARIEF MUNANDAR, ME:  WAKTUNYA SUDAH HABIS, AHOK TAK LAYAK PIMPIN JAKARTA | https://www.youtube.com/watch?v=gNv0-gCTch4

Sabtu, 07 Januari 2017

Kenapa Harus Mau di Atur Manusia?

Assalamualaikum Wr.Wb.

Menurut seorang cendikiawan muslim Hasan Al-Banna Di dunia ini hanya ada 2 aturan. yang pertama adalah aturan (Hukum) yang dibuat oleh manusia dan aturan yang di buat oleh Tuhan. berangkat dari pemahaman itu. manusia hanya di beri 2 pilihan. mengikuti aturan manusia atau mengikuti aturan tuhan.

bagi orang yang tidak percaya adanya tuhan, pasti mereka berfikir bahwa aturan manusialah yang mutlak untuk diperjuangkan. terlepas dari 2 sumber aturan itu, penulis mencoba memahami aturan secara umum bahwa aturan sejatinya adalah Pemberian batasan-batasan terhadap langkah-langkah yang mau diambil oleh manusia. karena batasan yang ada dalam aturan, tentu penulis memilih batasan-batasan yang cukup rasional untuk di taati. dengan demikian penulis justru tidak merasa terbelenggu dengan aturan itu.

secara umum sudah di bahas. sekarang penulis mencoba membahas secara khusus aturan yang di terapkan oleh negara. setiap negara pasti mempunyai aturan maen tersendiri. seperti halnya negara penulis sendiri yaitu INDONESIA. indonesia memakai aturan yang di buat oleh manusia maksudnya murni hasil pemikiran manusia, artinya tidak bersumber dari firman Tuhan.

karena bersumber dari pemikiran manusia, tentu banyak kekurangan dan celah di dalamnya. maka tidak heran jika pada kasus yang menjerat ahok membuat hukum di negara ini tertukar.

nah.. dari pemaparan singkat penulis. silakan pembaca simpulkan sendiri dan kembangkan sendiri pemahamannya.

Wassalam..